Disadari atau tidak, pasaran skincare dan kosmetik berhasil mengalami perkembangan yang cukup pesat. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, brand-brand baru kian bermunculan. Hal yang akhirnya memicu persaingan antar produk menjadi semakin ketat. Guna menghindari kalah saing, penting sekali bagi produsen menciptakan contoh buyer persona skincare.
Buyer persona merupakan alat pokok guna memperoleh pemahaman mendalam terkait target audiens. Nah, bagi Anda yang belum pernah mendengar istilah ini sebelumnya, mari kita ulas lebih lengkap pada artikel berikut.
Memahami Pengertian dan Contoh Buyer Persona Skincare
Pada dasarnya, buyer persona adalah representasi dari karakteristik ideal terkait target audiens atau pelanggan sebuah bisnis. Ini dapat mencakup informasi seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, minat, motivasi, serta tantangan yang mereka hadapi.
Buyer persona membantu pelaku bisnis memahami siapa target audiens, apa yang mereka butuhkan, dan bagaimana cara terbaik untuk berkomunikasi satu sama lain. Berkat pemahaman ini, pebisnis dapat mengarahkan upaya pemasaran, penjualan, serta pengembangan produk supaya lebih efektif dan tepat sasaran.
Dalam bidang kecantikan dan perawatan wajah, pembuatan contoh buyer persona skincare tak jauh berbeda dengan bisnis lain. Misalnya, sebuah perusahaan skincare mencari tahu terkait produk yang cenderung konsumen butuhkan di suatu daerah maupun rentang usia tertentu.
Dengan kata lain, mereka membuat gambaran atau profil serinci mungkin. Hasilnya akan pebisnis gunakan untuk mengoptimalkan strategi supaya jelas dan terarah. Semakin detail informasi yang terangkum, maka akan lebih nyata juga citra dari suatu brand skincare atau kosmetik.
Pentingnya Buyer Persona untuk Usaha Skincare dan Kosmetik
Manfaat utama buyer persona adalah memandu pengembangan produk melalui informasi kebutuhan dan preferensi konsumen. Misalnya, dari contoh buyer persona skincare menunjukkan konsumen menginginkan produk anti-aging yang ringan dan mudah terserap. Maka perusahaan dapat mengembangkan formulasi yang tepat.
Selain itu, dengan mengetahui saluran komunikasi yang konsumen potensial gunakan, perusahaan semakin mudah menyusun kampanye atau iklan. Contohnya, buyer persona menunjukkan konsumen cenderung menggunakan media sosial untuk mencari informasi skincare. Ini berarti perusahaan bisa fokus ke pemasaran melalui platform-platform tersebut.
Manfaat lain dari buyer persona adalah memudahkan dalam penetapan harga dan distribusi produk. Melalui pemahaman mendalam tentang preferensi konsumen, perusahaan bisa menetapkan harga sesuai nilai produk.
Begitupun proses distribusi untuk memastikan suatu brand skincare tersedia di tempat-tempat yang mudah pelanggan potensial akses. Hal yang secara tidak langsung membantu meningkatkan kepuasan pelanggan serta membangun loyalitas merek jangka panjang.
Cara Membuat Buyer Persona untuk Brand Skincare dan Kosmetik
Nah, bagi yang belum tahu tentang cara menciptakan contoh buyer persona skincare, berikut kami berikan panduan sederhananya.
- Penelitian Pasar
Langkah pertama yaitu mengidentifikasi segmen pasar utama dalam industri skincare. Seperti remaja dengan masalah jerawat atau profesional karir yang mencari anti-aging. Lakukan survei mendalam untuk memahami tren, preferensi, dan kebutuhan konsumen potensial di setiap segmen.
- Mengumpulkan Data dan Menemukan Masalah Utama
Setelah survey selesai, berikutnya kumpulkan informasi meliputi usia, jenis kelamin, lokasi geografis, hingga status. Data ini membantu menggambarkan profil umum dari konsumen dalam segmen pasar tertentu. Berikutnya temukan masalah kulit dari data beserta keinginan konsumen terkait solusi skincare.
- Tinjau Preferensi dan Habit
Langkah yang tak kalah penting adalah memahami preferensi penggunaan produk skincare. Termasuk rutinitas harian hingga ketersediaan produk di toko fisik maupun online. Jangan lupa memahami tingkat pengetahuan dan kesadaran mereka tentang skincare. Misalnya sumber informasi yang mereka andalkan seperti blog atau rekomendasi dari teman.
- Mengenali Personalitas dan Gaya Hidup
Terakhir adalah meninjau aktivitas serta minat konsumen di luar skincare yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk. Sebut saja kegiatan olahraga, pola makan, atau gaya hidup yang sibuk.
Contoh Buyer Persona untuk Kosmetik atau Skincare
Supaya lebih memahami proses pembuatannya, mari kita lihat contoh buyer persona skincare seperti di bawah ini.
- Nama Persona: Erina
- Usia: 18 tahun
- Demografi: Perempuan, tinggal di kawasan perkotaan
- Masalah Kulit: Jerawat hormonal di daerah T-zone
- Kebutuhan: Produk yang ampuh mengontrol minyak serta mengurangi peradangan tanpa membuat kulit kering. Ia juga lebih suka produk berbahan alami.
- Personalitas: Aktif di media sosial, tertarik pada gaya hidup sehat, senang berbelanja online untuk kenyamanan dan kemudahan.
Dengan memahami contoh buyer persona skincare seperti Erina, perusahaan semakin mudah mengembangkan produk guna memenuhi preferensi konsumen. Nah, bagi Anda para pebisnis skincare pemula yang ingin semakin menonjol di pasaran, namun belum punya SDM dan SDA mumpuni. Pastikan untuk produksi maklon kosmetik di Cressindo. Kami siap membantu menghasilkan kosmetik serta skincare yang diminati masyarakat. Sehingga Anda tinggal menunggu hasilnya tanpa perlu repot mengurus produksi maupun perizinan.